Suatu program yang berbasis masyarakat dalam menangani lahan kritis,
tepatnya lahan potensial kritis, merupakan program terpadu antara
berbagai pemangku tanggung jawab adanya sumberdaya air dan lahan. Tidak
hanya pemerintah saja, tetapi swasta dan masyarakat juga harus terlibat
atau melibatkan diri. Kalau hanya satu sisi saja yang bertanggung jawab,
sementara pihak lain hanya menjadi penonton atau bahkan merusak maka
sejuta program apapun tiada arti bagi penanganan lahan dan air.
Program PLKSDA-BM ini merupakan salah satu atau sedikit dari langkah
penanganan sumberdaya lahan dan air dari ambang kekritisan. Ya...
harapan kami program ini berjalan sesuai dengan petunjuk pelaksana dan
petunjuk teknis yang telah disepakati bersama.
Para pendamping kelompok tani (Tenaga Pendamping Masyarakat - TPM)
memegang peranan kunci dalam keberhasilan program ini. Mereka yang
menjadi ujung tombak terlaksananya program ini sesuai dengan tujuannya.
mereka sebagai fasilitator, mediator, motivator dan penggerak masyarakat
dampingannya untuk selalu konsen melaksanakan program ini dengan sebaik
- baiknya.
Petani yang antusias dan TPM yang handal menjadikan keyakinan saya atas
keberhasilan pelaksanaan program yang terfokus pada penanganan
sumberdaya lahan dan air ini. Konsep agroforestry yang diterapkan
tentunya tidak hanya berdampak pada normalisasi lahan dan sumbedaya air
saja, tetapi juga roda ekonomi para petani.
Petani dapat memperoleh pendapatan dari tanaman semusim dan dalam jangka
3 - 5 tahun sudah mendapatkan tambahan income dari tanaman buah.
waah... betapa hebatnya kalau itu bisa terwujud. kelompok tani yang
sudah terbentuk harus lebih profesional, tidak hanya sekumpulan orang
yang hanya melaksanakan budidaya saja tetapi lebih berorientasi pasar
dan berjiwa "corporation".
Ayoo kawan - kawan TPM dan saudara - saudara Satker pelaksana program
PLKSDA-BM segera berlari secepatnya untuk merealisasikan rencana yang
sudah disusun. berlari dan bekerja dengan cerdas.. harapan itu akan
dapat kita raih.
No comments:
Post a Comment